RASULULLAH ﷺ “TIDAK TAHU” TENTANG DIRI SESEORANG

Kerendah-hatian dan kesopanan Rasulullah ﷺ ditunjukkan saat berinteraksi dengan Allah terkait dengan umatnya. “Maadzaa ujibtum?” Apa yang dijawab oleh kaummu atas seruanmu? Begitu kira-kira Allah menanyai para Rasul-Nya—termasuk Muhammad ﷺ—atas seruan keimanan dan perintah dari Allah kepada para manusia.

“Laa’ilma lanaa, innaka anta ‘allaamul ghuyuub.” Tidak ada pengetahuan bagi kami terkait dengan itu ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkara ghaib.

Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Allah saat di akhirat nanti [qs. 7:6].

Para Rasul mengaku bahwa mereka tidak memiliki ilmu sama sekali jika dibandingkan dengan ilmunya Allah yang meliputi segalanya. Meskipun para Rasul “tahu” sesiapa yang mengikuti mereka sewaktu di dunia. Namun para Rasul hanya mampu melihat lahiriahnya saja dan tidak mengetahui bathinnya. Sedangkan Allah mengetahui dan mengawai segalanya. Anta ‘allaamul ghuyuub, “Engkaulah yang mengetahui perkara ghaib.”

***

Mari kita renungi [qs. 5:109] betapa kita—dibanding Allah dan para Rasul Nya—tidak memiliki pengetahuan apa-apa terkait pribadi orang lain, bahkan kepada diri sendiri pun kita sering tidak mampu menghitung-hitung. Maka bagi saya, sangat mengherankan betapa mudahnya kita menilai-nilai orang dengan apa yang mereka kenakan, dengan apa yang mereka ucapkan, dengan apa yang mereka lakukan. Padahal kesemuanya itu baru lahiriahnya saja. Benar adanya, bahwa pemberi rapor sejati bukan manusia melainkan Allah SWT, yang mengetahui dan mengawasi siapa diri kita sebenarnya.

Salam,

01 Agustus 2015

*diilmui dari Tafsir Ibnu Katsir juz 3 dalam qs. 5:109.

Leave a comment